Bambu, Tanaman Ramah Lingkungan Menjadi Penghantar Listrik di Mentawai

Bambu | sumber: Inspiradata.com

Indonesia sebagai negara kepulauan. Pendistribusian listrik yang merata adalah suatu tantangan yang sulit. Beberapa kota besar yang sudah mendapat arus listrik yang memadai. Sedangkan, daerah pelosok mendapat arus listrik sangat minim. Selain itu, dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia akan meningkatkan kebutuhan energi listrik yang berujung menguras banyak bahan bakar fosil. Apabila Indonesia sering mengeksploitasi energi fosil terus menerus, maka cadangan energi makin menipis bahkan habis. Tentu kita membutuhkan energi yang terbarukan sebagai solusi untuk mencegah menipisnya energi fosil. Salah satu energi yang terbarukan yang tepat dan efektif di Indonesia adalah biomassa. Dan salah satu biomassa yang tepat untuk bisa dimanfaatkan dan dikembangkan di Indonesia adalah bambu.

Bambu merupakan tanaman yang ramah lingkungan dapat menghasilkan energi listrik. Bambu adalah tanaman yang berkelanjutan yang sangat cepat tumbuh. Dalam seminggu, bambu bisa tumbuh sepanjang 2 meter. Ketika bambu dipanen, bambu akan tumbuh kembali tanpa menggangu ekosistem. Bambu menyerap karbon dioksida yang dihasilkan oleh pembangkit listrik empat kali lebih cepat dari tanaman apapun sehingga tercipta karbon yang netral.

Powerplant dari bambu sudah diuji coba dan dibangun di Pulau Mentawai. Berbasis biomassa bambu yang dapat dihasilkan secara lokal. Bambu dapat menghasilkan listrik dengan cara pemanasan bambu didalam mesin gasifikasi kemudian diproses menjadi gas,dan dikonversikan menjadi energi listrik. Sisa proses gasifikasi menjadi arang alami yang dapat membantu kembali proses regenerasi bambu. Proses gasifikasi tersebut merupakan konsep yang sangat berbeda dengan insinerator sehingga lebih ramah lingkungan. Dua batang bambu dengan berat masing-masing sekitar sepuluh kilogram dapat memenuhi kebetuhan listrik satu keluarga selama 24 jam. 

Luas lahan 300 ha dapat menghasilkan 9.000ton bambu pertahun. Jika 3-4 kg bambu mampu menghasilkan 1 kWh, maka dengan 9.000 ton bambu menghasilkan 2.250.000 kWh/tahun

Kebutuhan bahan baku bambu untuk pembangkit listrik yang digunakan di Mentawai sekitar 6000 ton setahun dalam luas lahan penanaman bambu sekitar 1000 hektar. Pembangkit biomassa bambu ini berkapasitas sekitar 700 kw dan bisa memasuki listrik ke 1223 keluarga di tiga desa. Masing-masing rumah akan mendapat energi listrik sebesar 450 Volt Ampere.

Sumber:

Share:

No comments:

Post a Comment