Haiii... Aku rindu sekali menulis blog lagi seperti ini. Ohiya kenalin nama ku Anissa Putri Pradita. Kalau mau tau sekilas tentang aku bisa baca disini.
Aku biasanya dipanggil anissa dan putri. Nama aku memang pasaran atau banyak yang sama dengan orang-orang di Indonesia. Apakah nama kalian juga sama dengan nama aku?. Jadi aku punya pengalaman yang unik tentang nama pasaran.
Aku bersyukur waktu TK dan SD tidak ada nama yang sama dengan aku. Pas SMP, nama anissa dan putri itu banyak sekali. Kelas 1 SMP nama putri itu ada 3 orang. Biasanya kan nama panggilan itu sering diambil dari nama depan. Jadi, aku sering di panggil anissa. Selama 3 tahun dibangku SMP, tidak ada masalah dengan nama anissa. Yah namanya ada yang sama cuma beda kelas. Itu sih bodoh amat.
UN SMP peserta ujian itu diurutkan berdasarkan urutan abjad. Huruf pertama nama aku diawali dengan A. Otomatis aku di ruangan pertama dengan penuh orang yang bernama awalan dengan huruf A.
Di ruangan itu ada 3 atau 4 nama Ayu loh dan ada 2 atau 3 orang nama anissa. Maaf aku lupa. Aku sering banget ngerjain nama Ayu itu biar ada Ayu yang merasa dipanggil padahal mah ngga butuh apa apa karena kan diawasi dengan ketat oleh pengawas, lagipula ada paket nya. Hanya bercanda. Itu dia intinya nasib punya nama pasaran adalah menoleh padahal bukan kita (orang yang punya nama pasaran) yang dicari. Makanya kalau kalian panggil aku dengan nama anissa atau putri, aku tidak menoleh sedikit kecuali di lingkungan yang aku tahu tidak ada nama yang sama dengan aku. Nanti bisa salah orang deh. Ketika nama aku dipanggil dan aku tidak juga menoleh sampai dibilang "Budek". Kan jadi serba salah.
SMA kelas satu nama anisa ada dua, cuma beda penulisannya. Aku menggunakan double S sedangkan teman ku double N. Tidak masalah sih saat itu, aku menggunakan nama panggilan Putri dan dia dipanggil "Icha".
Berbeda dengan kelas 2 SMA ternyata aku satu kelas dengan nama teman aku yang bernama Putri. Wali kelas aku kelas 1 SMA yang mengajar Kimia di kelas dua merasa bingung dengan nama pangilan kami yang sama. Palingan Bu Melly (guru kimia yang tadi aku ceritain) memanggil nama Putri sambil nunjuk ke orangnya.
Waktu awal masuk kuliah ada sesi perkenalan di mulai dari depan ke belakang. Aku sudah memperkenalkan nama aku dan panggilan aku pakai nama putri. Ternyata di belakang aku juga nama panggilannya sama yaitu putri. Dengan senang hati, aku merubah nama panggilan aku jadi anissa. Jadi, yang kedua adalah salah satu harus rela diganti nama panggilannya.
Kadang mereka tetap memanggil aku dan dia dengan panggilan yang sama, tetapi memanggil dengan julukan setelah nama. Misalnya anissa yang pakai kacamata atau pendek lah atau apalah.
Hal yang aku tidak sukai lagi mempunyai nama pasaran adalah mereka suka membandingkan si nisa ini dengan nisa itu atau putri ini dengan putri itu. Mereka suka membicarakan kelebihan satu orang misalnya si Putri yang ini. Gegara itu aku kan jadi merasa bangga, padahal bukan aku yang disebutkan dan aku tidak tahu. Kalau mereka menjelekkan nama panggilan aku, itupun ditunjukkan buat aku. Aku bilang "emang tuh si nissa/ putri yang itu mah begitu" ahahahha
Punya email aja pakai angka seakan akan itu tidak terlihat keren banget gara-gara nama pasaran aku yang sama seperti alamat email yahoo annisa.putri11@yahoo.com . Lihat deh pakai dot dan angka 11 di email aku. Alhamdulillah email gmail punya aku keren anissaputripradita@gmail.com . Ngga pakai angka dan dot. Tapi aku harus menulis atau mengetik dengan lengkap.
Termasuk juga akun sosmed, ketika mereka ingin add aku, mereka bingung dan malas ngescroll saking banyaknya nama aku tuuuhhh.
Terciptalah nama panggilan APP (dibaca Apepe) agar teman-teman saya tidak bingung lagi memanggil antara nama aku dan dia.
Aku sangat bersyukur atas nama pemberian yang dibuat oleh mama. Walaupun nama aku pasaran, tapi aku suka sama nama ini. Aku jadi punya pengalaman unik dan bisa berbagi cerita disini hehe
Kalau kamu punya pengalaman unik apa soal nama pasaran. Kasih tau aku ya dengan komentar dibawah ini.
 |
| Nisa Sabyan |sumber: hot.detik.com |
Aku biasanya dipanggil anissa dan putri. Nama aku memang pasaran atau banyak yang sama dengan orang-orang di Indonesia. Apakah nama kalian juga sama dengan nama aku?. Jadi aku punya pengalaman yang unik tentang nama pasaran.
Aku bersyukur waktu TK dan SD tidak ada nama yang sama dengan aku. Pas SMP, nama anissa dan putri itu banyak sekali. Kelas 1 SMP nama putri itu ada 3 orang. Biasanya kan nama panggilan itu sering diambil dari nama depan. Jadi, aku sering di panggil anissa. Selama 3 tahun dibangku SMP, tidak ada masalah dengan nama anissa. Yah namanya ada yang sama cuma beda kelas. Itu sih bodoh amat.
UN SMP peserta ujian itu diurutkan berdasarkan urutan abjad. Huruf pertama nama aku diawali dengan A. Otomatis aku di ruangan pertama dengan penuh orang yang bernama awalan dengan huruf A.
Di ruangan itu ada 3 atau 4 nama Ayu loh dan ada 2 atau 3 orang nama anissa. Maaf aku lupa. Aku sering banget ngerjain nama Ayu itu biar ada Ayu yang merasa dipanggil padahal mah ngga butuh apa apa karena kan diawasi dengan ketat oleh pengawas, lagipula ada paket nya. Hanya bercanda. Itu dia intinya nasib punya nama pasaran adalah menoleh padahal bukan kita (orang yang punya nama pasaran) yang dicari. Makanya kalau kalian panggil aku dengan nama anissa atau putri, aku tidak menoleh sedikit kecuali di lingkungan yang aku tahu tidak ada nama yang sama dengan aku. Nanti bisa salah orang deh. Ketika nama aku dipanggil dan aku tidak juga menoleh sampai dibilang "Budek". Kan jadi serba salah.
SMA kelas satu nama anisa ada dua, cuma beda penulisannya. Aku menggunakan double S sedangkan teman ku double N. Tidak masalah sih saat itu, aku menggunakan nama panggilan Putri dan dia dipanggil "Icha".
Berbeda dengan kelas 2 SMA ternyata aku satu kelas dengan nama teman aku yang bernama Putri. Wali kelas aku kelas 1 SMA yang mengajar Kimia di kelas dua merasa bingung dengan nama pangilan kami yang sama. Palingan Bu Melly (guru kimia yang tadi aku ceritain) memanggil nama Putri sambil nunjuk ke orangnya.
Waktu awal masuk kuliah ada sesi perkenalan di mulai dari depan ke belakang. Aku sudah memperkenalkan nama aku dan panggilan aku pakai nama putri. Ternyata di belakang aku juga nama panggilannya sama yaitu putri. Dengan senang hati, aku merubah nama panggilan aku jadi anissa. Jadi, yang kedua adalah salah satu harus rela diganti nama panggilannya.
Kadang mereka tetap memanggil aku dan dia dengan panggilan yang sama, tetapi memanggil dengan julukan setelah nama. Misalnya anissa yang pakai kacamata atau pendek lah atau apalah.
Hal yang aku tidak sukai lagi mempunyai nama pasaran adalah mereka suka membandingkan si nisa ini dengan nisa itu atau putri ini dengan putri itu. Mereka suka membicarakan kelebihan satu orang misalnya si Putri yang ini. Gegara itu aku kan jadi merasa bangga, padahal bukan aku yang disebutkan dan aku tidak tahu. Kalau mereka menjelekkan nama panggilan aku, itupun ditunjukkan buat aku. Aku bilang "emang tuh si nissa/ putri yang itu mah begitu" ahahahha
Termasuk juga akun sosmed, ketika mereka ingin add aku, mereka bingung dan malas ngescroll saking banyaknya nama aku tuuuhhh.
Terciptalah nama panggilan APP (dibaca Apepe) agar teman-teman saya tidak bingung lagi memanggil antara nama aku dan dia.
Aku sangat bersyukur atas nama pemberian yang dibuat oleh mama. Walaupun nama aku pasaran, tapi aku suka sama nama ini. Aku jadi punya pengalaman unik dan bisa berbagi cerita disini hehe
Kalau kamu punya pengalaman unik apa soal nama pasaran. Kasih tau aku ya dengan komentar dibawah ini.
No comments:
Post a Comment