STOP Stigma dan Diskriminasi terkait HIV, Karena HIV Sudah Ada Obatnya

HIV and Aids | http://zubairidjoerban.org

Setiap tanggal 1 Desember  diperingati sebagai hari AIDS Sedunia. Hari AIDS diperingati untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV.

Lalu, apa sih AIDS dan HIV?

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan dari gejala penyakit ang muncul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh tidak mampu lagi melindungi dari berbagai penyakit lain yang menyertainya (infeksi oportunistik). infeksi oportunistik adalah infeksi yang umumnya tidak berbahaya pada orang dengan tubuh normal namun dapat berakibat fatal pada ODHA karena sistem kekebalan tubuhnya lemah.

Ohiya teman-teman, Virus HIV tidak mudah menular, dan cara penularannya sangat terbatas. Berikut fakta dan mitos mengenai penularan HIV.

penularan HIV

Adapun 4 fakta penularan HIV

  1. Hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV. Resiko akan semakin besar apabila melakukn hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan seks tanpa menggunakan perlindungan kondom.Tindakan seksual dapat berupa seks oral (mulut), vagina, dan anal (dubur).
  2. Menggunakan jarum bersama yang terkontaminasi HIV seperti alat suntik, alat tindik, dan alat tato.
  3. Ibu hamil terinfeksi positif HIV ke bayi yang di kandungannya. Penularan dapat terjadi selama kehamilan, saat melahirkan dan saat menyusui.
  4. Transfusi darah dan produk darah lainnya (yang terkontaminasi HIV), maka perlu pemeriksaan HIV pada darah donor sebelum didonorkan kepada yang membutuhkan.

Ingat ! HIV Tidak menular melalui:


HIV tidak mudah menular
  • Bersentuhan seperti berjabat tangan berpelukan atau ciuman (selama tidak luka/ sariawan dalam mulut/ gigi berlubang).
  • Menggunakan pakaian, toilet, dan alat makan minum bersama dengan pengindap infeksi HIV.
  • Gigitan nyamuk atau serangga
  • air ludah
  • Berenang bersama dengan ODHA (Orang Dengan HIV AIDS)
  • Tinggal serumah dengan ODHA
Cara mengetahui seorang terinfeksi HIV dengan pemeriksaan darah/ tes HIV di layanan kesehatan yang menyediakan layanan tes HIV. Setiap orang yang mempunyai risiko terinfeksi HIV tersebut diatas dianjurkan melakukan tes HIV untuk mengetahui statusnya. Bila muncul gejala HIV, tidak dapat terlihat apakah terinfeksi HIV atau tidak. Sementara dalam darah sudah terdapat virus yang bisa menularkan ke orang lain. 
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan penularan HIV dengan cara:
  • Tidak melakukan hubungan seksual berisiko seperti ganti-ganti pasangan seks
  • Tidak menggunakan narkoba
  • Mengikuti program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
  • Skrining darah donor dan organ tubuh
  • Menerapkan kewaspadaan standar (bagi petugas kesehatan) 
Apakah ada obat untuk orang yang terinfeksi HIV? 
Jawabannya ADA, yaitu Anti Retrovial (ARV) yang mampu mengendalikan pertumbuhan jumlah HIV dalam tubuh agar tidak terkena infeksi oportunistik sehingga ODHA dapat hidup sehat sama seperti orang yang tidak terkan infeksi HIV. 

Blogger Gathering Bersama Kementrian Kesehatan dalam Memperingati Hari AIDS Sedunia

Pada tanggal 5 Desember 2018 aku dan rekan-rekan blogger menghadiri Temu blogger bersama Kemenkes dengan tema yang bertajuk "Saya Sehat, Saya Berani" di Ruang Germas Kementrian Kesehatan, Jakarta. 


Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes. selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung menyampaikan bahwa peran masyarakat dalam pengendalian terhadap HIV yaitu STOP.

S (Suluh) : Masyarakat paham HIV
Bagaimana paradigma masyarakat mengenai HIV AIDS dari pencegahan penularan dan perilaku hidup sehat . Sehingga tidak ada stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. Kemudian, memberikan edukasi kesehatan reproduksi dimulai sejak SMP.

T (Temukan)  : 90% ODHA tahu statusnya
Penjangkauan

O (Obati) : 90 % ODHA mendapat ARV
Ketika ODHA terdiagnosa positif HIV segera diobati dengan ARV. ARV gratis disediakan oleh pemerintah
(Pertahankan): 90% ODHA yang ARV tidak terdeteksi virus. 

Kisah Inspirasi dari Neneng Yuliani (pengindap penyakit HIV)

Neneng Yuliani

Beberapa orang ketika mereka mendengar seseorang positif HIV. Mereka akan melihat seseorang itu memiliki gaya hidup yang buruk. Stigma ini yang dapat mengakibatkan orang yang hidup dengan positif HIV diihina, digosip, dijauhkan, dan dikeluarkan dari kelompok sosial. Bagaimana keadaan seseorang positif HIV tersebut? takut, cemas, stres bahkan depresi? Mungkin saja.

Stigma HIV AIDS sering melekat pada hal yang menakutkan. Orang yang tidak mengerti cara penularan HIV memiliki pandangan kuat tentang perilaku seksual. Stigma dan diskriminasi biasanya didasarkan atas kurang pemahaman dan prasangka. 

Neneng Yuliani membagi kisahnya sebagai pengindap HIV sejak tahun 2003 saat itu Bu Neneng sedang hamil anak kedua usia 4 bulan. Bu Neneng mendapat diskriminasi dari keluarganya.

Kurangnya pemahaman Bu Neneng tentang HIV. Bu Neneng hanya mengetahui bahwa HIV dapat merenggut nyawa setiap ODHA. Beliau bertemu dengan salah satu pihak LSM untuk mencari informasi seputar HIV. 

Bu Neneng minum obat ARV setelah mengetahui ia terinfeksi HIV secara rutin selama 15 tahun. Pada saat itu harga obat HRV mencapai satu juta rupiah. 

Pada tahun 2008, Bu Neneng menikah dengan suaminya yang memiliki status positif HIV. Alhamdulillah Bu Neneng memiliki anak-anak yang negatif HIV. Bu Neneng hidup seperti orang-orang yang tidak terkena HIV. 


Saya Berani Saya Sehat

Share:

No comments:

Post a Comment