Semarak Festival IKMA 2019 untuk Transformasi Menuju IKMA 4.0


Selamat datang di dunia digital..
Banyak perusahaan start up baru yang bermunculan di Indonesia. Hal ini dikarenakan teknologi sudah berkembang seiring berjalannya waktu.

Dalam revolusi 4.0 akan ada 9 teknologi yang akan menjadi pilar utama untuk mengembangkan sebuah industri konvensional menjadi industri yang siap digital yaitu Internet of Things (IOT), Big Data, Cyber Security, Argumented Reality, Artificial Intelegence, Addictive Manufacturing,Simulation, System Integration, dan Cloud Computing.

Seminar Startup Tech Provider 4 Industry dan Pameran Startup 

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah dan aneka (IKMA) kembali menyelenggarakan acara yang bertajuk Semarak Festival IKMA. Kegiatan ini merupakan salah satu langkah konkret Kemenperin untuk terus berupaya meningkatkan daya saing produk serta sumber daya manusia khususnya di sektor IKMA.

Semarak Festival IKMA 2019 yang akan dilaksanakan di  Balai Kartini pada 11-12 Desember 2019. Pada tanggal 12 Desember 2019, aku dan teman blogger ISB menghadiri event ini. Semarak Festival IKMA 2019 menjadi bagian tugas dan fungsi Kemenperin untuk semakin menumbuhan dan mengembangkan sektor IKMA. Tujuan lainnya adalah memberikan visualisasi atas hasil yang sudah dilaksanakan oleh Kemenperin, khususnya terhadap kemajuan IKMA di Indonesia.

Industri kecil dan menengah (IKM) merupakan sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia, yang selama ini berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Jumlah IKM hingga kini telah melampaui 4,4 juta unit dan menyerap tenaga kerja lebih dari 10,1 juta orang.

Pameran Booth Festival IKMA 2019

Aku tertarik dengan dunia digital. Beberapa bulan yang lalu aku pernah mengikuti pelatihan Internet Of Things (IOT). Ternyata tidak semudah yang aku bayangkan. Mungkin karena basic ku bukan IT, jadi harus memperdalam materi dengan pelan-pelan. Aku melihat banyak perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang basic IT.

Teknologi itu bisa menggantikan peran manusia, Kalimat ini mengingatkan aku dengan perkataan dosen di kampus. Ambil contoh: ketika prgi ke suatu kota, kita melewati jalan tol. Kalau dulu ada penjaga gerbang tol untuk transaksi bayar, kini penjaga gerbang tol diganti dengan robot dan cara bayarnya pun dengan nontunai.  Dengan teknologi, perusahaan dapat memproduksi produk atau jasa dengan mudah dan cepat.

Pada kesempatan menghadiri event Festival IKMA 2019, aku mengelilingi 24 booth dan mengunjungi beberapa booth.

DIMIA



Digital Market Intelligence Analytic (DIMIA) merupakan perusahaan startup dibidang digital marketing untuk meningkatkan penjualan dan optimasi website. Fitur yang tersedia di DIMIA yaitu Produk Marketplace Analysis, dan SEO Tools Site Analysis. DIMIA mendapat Juara 1 Comtech kategori Artificial Intelegence & Big Data Analysis.

D-Batik


Kebetulan hari itu aku menggunakan baju batik, dan bangga loh memakai produk Indonesia. Berbicara mengenai batik, Aku mengunjungi booth D-Batik. D-Batik merupakan aplikasi pembuatan motif batik berbasis android.

Pengembangan motif batik lebih mudah dilakukan dengan teknologi digital, namun pengrajin batik pada umumnya sangat awam terhadap teknologi batik. Maka masalah yang harus diselesaikan adalah kurangnya variasi motif batik, software untuk awam dan aplikasi yang terintegrasi dengan pasar (e-commerce).






D-Batik berusaha menyelesaikan masalah tersebut. Aplikasi ini teruji dapat dioperasikan oleh orang awam dalam menciptakan motif batik dengan waktu singkat. Hasil dari aplikasi diintegrasikan dengan 3 mode luaran, yaitu cetak standar untuk keperluan membuat acuan pola batik secara langsung di atas kain, integrasi dengan printer 3D berbasis ABS untuk menghasilkan cap batik dengan biaya murah dan waktu produksi cap yang pendek, dan integrasi dengan pasar online (e-commerse) yang memungkinkan sistem pemesanan “batik on demand".

TEMPENIZA


Masalah yang dialami pengusaha tempe rumahan yaitu masih menggunakan alat produksi tempe
konvensional/ tradisional dengan tenaga manual manusia. Yaitu proses pemecahan kedelai,
pencampuran ragi tempe, pengisian tempe kedalam kemasan, dan penggorengan keripik tempe.
Harga mesin produksi tempe yang dijual di pasaran dinilai masih kurang ekonomis dengan fiitur
yang didapat karena mesin yang dijual di pasaran membutuhkan konsumsi listrik relative besar.


TEMPENIZA menghadirkan solusi mengatasi masalah pengusaha tempe skala rumahan dengan
merintis perusahaan mesin pengolah tempe higienis berdaya listrik rendah dan dijual dengan harga
yang lebih ekonomis Dalam 4 jam bisa menghasilkan tempe 10 kg 






Share:

No comments:

Post a Comment